Tuesday, November 20, 2018

Teknik Menyunting Berita


Penyuntingan berita dalam surat kabar memegang peran yang sangat penting. Baik maupun buruknya tampilan suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif harus bisa membuat surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lainnya, sehingga sajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik penyuntingan berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memerhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

Setelah kita mengetahui definisi dari menyunting, selanjutnya pada blog ini akan dibahas mengenai teknik-teknik penyuntingan berita:

A. Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.

B. Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi:

            a. Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku         
Penggunaan kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian, maksud, dan tujuan penulisan. Selain itu, penggunaan kata yang baku maupun yang tidak baku dapat mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit seharusnya ditulis atlet.

b. Kesalahan ejaan
Di bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.

            c. Kesalahan tanda baca
Pada bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap  penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua ( : ), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.

            d. Kesalahan diksi atau pilihan kata
Pada tahapan ini, penyunting dituntut untuk memerhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.

            e. Kesalahan struktur
Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).

            f. Kesalahan konjungsi atau kata hubung
Pada tahap ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.

C. Memperhatikan tata letak (layout) tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.

D. Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraph

E. Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam tulisan.

F. Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.


Pengertian Berita

           Berbicara mengenai definisi suatu hal, rasanya akan kurang jika kita tidak mencari referensi dari para ahli/pakar di bidangnya...